Pasar modal Indonesia diperkirakan akan terus tumbuh, di tengah ketidakpastian ekonomi global

Tidak ada komentar

https://pixabay.com/id/photos/berbagi-dax-diagram-biaya-bunga-5279686/


Kepala Bidang Edukasi Keuangan Sucor Sekuritas Hendry Wijaya menjelaskan kondisi makro ekonomi yang baik tergambar dari data inflasi Indonesia saat ini sebesar 4,69 dengan inflasi inti sebesar 3,04%. Target inflasi Bank Indonesia (BI) tahun ini adalah 3% plus minus 1%, sehingga inflasi inti maksimal 4n tetap berada dalam kisaran yang dapat diamati.

“Inflasi biaya sebenarnya akan meningkat setelah pemerintah resmi menaikkan harga minyak pemanas (BBM) pada 3 September. Saya memperkirakan kemungkinan inflasi 2022 akan meningkat antara 5% hingga 7%,” kata Hendry di acara Investment Talk di “Peluang Amidst Chaos" yang diselenggarakan oleh D'ORIGIN Financial & Business Advisory dan IGICO Advisory, Minggu (4 September 2022). ).

Dengan inflasi yang meningkat, kata dia, suku bunga acuan kemungkinan akan naik sebanyak 100 basis poin (bps) atau 1% dari 3,5% menjadi 4,5% tahun ini. Saat ini hanya 3,75% atau naik 25 basis poin beberapa waktu lalu. Hal ini berdampak pada imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia yang telah stabil.

"Kenaikan suku bunga akan menyebabkan imbal hasil obligasi naik. Jika obligasi naik, spread yield obligasi kita di Amerika Serikat dan Indonesia akan melebar. Kemudian akan mengundang investor asing. masuk ke Indonesia, aliran modal masuk. Dan rupiah akan lebih banyak stabil,” katanya.

Menurut Hendry, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2022 meningkat sebesar 5,44%. Ia juga membandingkan kenaikan tersebut dengan negara lain seperti Amerika Serikat (AS) yang disesuaikan 0,6%, kawasan euro yang hanya meningkat 0,6%, China yang meningkat 0,4%, Jepang yang meningkat 2,2%, Singapura yang disesuaikan -0,2% dan Brasil. naik 1,2%.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup kuat untuk menangkal dampak kenaikan suku bunga. Di sisi lain, neraca perdagangan nasional terus mengalami surplus selama 29 bulan sejak harga komoditas utama Indonesia kembali naik.

Hal ini dinilai dapat menopang perekonomian Indonesia karena harga produk ekspor jauh lebih tinggi dibandingkan produk impor, sehingga terms of trade menguntungkan Indonesia.

Menurut Hendry, saat ini 30% kapitalisasi pasar IHSG ditopang oleh sektor keuangan atau perbankan. Pertumbuhan kredit di sektor perbankan juga meningkat pesat sebesar 10,71%. Menurut dia, jika inflasi tahun ini naik 5-7% dan pertumbuhan ekonomi mencapai 5%, berarti produk domestik bruto (PDB) nominal Indonesia akan naik 10-12%.

Sementara itu, Kepala Equity Berdikari Investment Management Agung Ramadoni memperkirakan produk domestik bruto (PDB) Indonesia stabil di atas 5%. Stabilitas ini didasarkan pada beberapa faktor, antara lain kemampuan fund manager untuk menarik likuiditas yang cukup, pasar saham yang tidak bereaksi negatif terhadap penurunan PDB AS selama dua bulan berturut-turut, dan ketersediaan likuiditas di pasar domestik. .

"Berdasarkan data penjualan domestik, seperti data penjualan mobil telah kembali ke level sebelum pandemi, data ritel terus membaik dalam beberapa bulan terakhir, data penjualan semen domestik masih sedikit lebih baik dari tahun lalu, dan terakhir, data penjualan real estat, yang juga mulai kembali ke level sebelum pandemi, menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia cukup kuat dan masih dalam fase pemulihan pascapandemi," kata Agung.

Kondisi ekonomi Indonesia saat ini akan mendorong IHSG untuk lebih agresif, kata Muhammad Hamzah, Kepala Analis Divisi Efek. IHSG butuh break di 7.258. “Kesimpulannya, menurut saya pribadi, level 7.258 seharusnya sudah bisa ditembus pertengahan bulan ini atau bahkan minggu ini. pertumbuhan yang signifikan dari awal tahun 2022 hingga saat ini, yaitu energi 65,33%, industri 27,95%, transportasi 20,41% dan infrastruktur 10,21%.

Sektor yang menarik adalah industri, non-siklus dan bahan baku. Di sisi lain, industri yang harus dihindari termasuk perawatan kesehatan, real estat, teknologi, transportasi, dan siklus.

“Untuk sektor prioritas, keuangan masih cukup menarik, karena kita berbicara tentang korelasi pasar dengan aliran modal asing. Aliran modal asing di IHSG terutama terjadi di sektor keuangan. Karena 30% kapitalisasi pasar Indonesia ada di sektor keuangan. Keuangan masih cukup menarik. Ada energi yang pasti bahwa bulan-bulan ini energi katalitik sangat memotivasi. Dan ada juga infrastrukturnya, karena ada perasaan baru yaitu IKN,” ujarnya.

Sedangkan kelompok saham yang menarik untuk dibeli khususnya sektor keuangan memiliki BBRI dengan target harga (TP) di 4.700 bahkan melampaui ambang batas 5.000, selain itu BBCA dengan TP di 8600 bahkan bisa menembus 9000.

Dari sektor bahan dasar, ada BRPT dengan TP 925 dan kemungkinan 1.065. Ada juga INKP dengan TP 9.900 dan bisa mencapai 10.900. Energi, ada MEDC dengan TP 1100 dan bisa mencapai 1320. Ada juga DOID dengan TP 490 yang bisa tembus 645. Ada juga PGAS dengan TP 2200 dan bisa tembus 2.370. Di sektor infrastruktur, khususnya WIKA dengan TP 1240 hingga 1450. Selain itu, PTPP dengan TP 1.150 di 1.320.

Sementara itu, Jani Yun, pakar pasar modal, mengatakan berdasarkan analisis dengan menggunakan pivot chart Cacing, sektor energi berada di kuadran utama yang kenaikannya didorong oleh MEDC. Juga di sektor kesehatan sebagai worm yang bullish, meskipun masih membaik dan dipimpin oleh KLBF dan MIKA.


Sumber : https://investor.id/market-and-corporate/305585/pasar-modal-indonesia-diprediksi-tetap-tumbuh-meski-turbulensi-ekonomi-dunia-melanda

Komentar